Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Selasa, 02 September 2014

Penyesalan Di Kemudian Hari

PENYESALAN DI KEMUDIAN HARI

       Di suatu malam, di sebuah desa ada seorang ibu yang sedang menunggu anaknya yang bernama Toni, Sampai lamanya ibu menunggu Toni, akhirnya ibu ketiduran di kursi.  Toni Sejak siang tadi belum pulang kerumah & diapun tidak berpamitan pada ibunya, biasanya toni sehabis pulang sekolah langsung pulang ke rumah & ketika ia akan pergi, ia selalu pamitan pada ibunya.
Tapi tiba tiba terdengar suara yang bising
     “Nggrong .nggrong...,”  Suara itu terdengar sangat jelas sehingga membangunkan ibu yang tertidur, kemudian ibupun langsung membukakan pintu.
     “Dari mana ton...?,” Tanya ibu setelah membukakan pintu
     “Dari rumah temen,” Jawab toni dengan membentak ibu & sambil berjalan ke kamarnya.  Ibu pun memaklumi dengan sikap toni, mungkin dia capek (kata hati ibu)
     “Ton, bangun Ton..!” Kata ibu sambil membuka jendela.
     “Ton bangun, sudah siang, nanti kamu terlambat.
     “Ah, baru jam berapa si kok teriak teriak...?”  tanya toni dengan suara ngantuk
     “Lihat itu sudah jam setengah 7, cepat mandi, nanti kamu terlambat...!” jawab ibu
    Toni adalah anak tunggal, ia hanya tinggal dengan ibunya, ayahnya sudah meninggal  4 tahun yang lalu. Toni duduk di kelas lX di sebuah madrasah.
           “Anak anak, sekarang masukkan buku kalian..!, kita akan ulangan matematika,” kata pak Muji, sambil mengeluarkan kertas ulangan.
      Toni tampak gelisah, wajahnya yang tadi putih kecoklatan kini menjadi biru pucat. dia baru ingat kalau hari ini ada ulangan. Tadi malam dia langsung tidur karena kecapekan dan belum sempat belajar.  Saat ulangan di mulai, dia tampak gelisah, sambil menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang.  Pak muji yang mengawasi ulangan tampak heran dengan tingkah laku toni.  Toni yang biasanya paling tenang saat mengerjakan ulangan, tapi kini dia malah gelisah.
Toni memang akhir akhir ini berubah,dia sering sekali melanggar peraturan di sekolah, mulai dari telat berangkat, tidak mengerjakan PR, tidak membawa buku pelajaran, sampai tidur di kelas saat pelajaran.
            Saat bel istirahat berbunyi dan semua murid sudah keluar dari kelas, pak muji memanggil toni.
     “Ton, sini ton...!,” panggil pak muji.
     “iya pak, ada apa?
     “bapak perhatikan akhir akhir ini sikapmu agak berubah, apakah kamu ada masalah?,
     “tidak ada masalah apa apa kok pak,” jawab toni dengan gugup.
     “oh, ya sudah kalau begitu.
       Setelah itu toni langsung pergi ke kantin dan berkumpul dengan gengnya, itulah sebutan bagi kelompok yang di takuti di sekolahnya.   Baru satu bulan tni bergabung dengan geng yang bernama BLACK METAL tersebut.  Dalam perbincangan dengan gengnya, toni di ancam akan di keluarkan dari Black Metal jika tidak punya motor.
      Setiba di rumah, tanpa mengucap salam toni masuk kerumah dan langsung mencari ibunya.
       “Bu aku minta di beliin motor,” dengan suara keras, sampai mengejutkan ibu yang sedang memasak di dapur.
       “Astaghfirullah hal adzim...., kamu ini kenapa si ton, pulang sekolah kok teriak teriak...?, seharusnya kamu ucapkan salam dulu ketika masuk rumah...!
       “Hah, aku tidak peduli, yang penting aku belikan motor sekarang,” jawab toni dengan marah marah.
       “Motor?, kan sudah ada sepeda?, lagi pula dari mana ibu punya uang utuk beli motor?, gaji ibu sebagai buruh di pabrik kan tidak seberapa, itu juga hanya cukup untuk membiayai sekolah kamu dan makan kita sehari hari.” Jawab ibu
       “aku gak pengen tahu, yang pentig minggu depan aku sudah punya motor, Ibukan punya cincin dan perhiasan, jual saja untuk beli motor.
      “Jangan ton, cincin ini adalah maskawin dari almarhum ayahmu, ibu tidak mungkin menjualnya.” Kata ibu.
      “Ah, aku tidak mau tahu, pokoknya kalau aku tidak di beliin motor, aku tidak mau sekolah.” Ancam tni pada ibunya.
      Ibu hanya terdiam lama, sampai sampai ibu menangis.  Ibu tidak menyangka mengapa toni sekarang sudah berubah.
      “Ya Allah, ampunilah anakku, janganlah Engkau memurkainya, sadarkanlah toni ya Allah, kembalikanlah toni seperti dulu.”
      Sudah 2 hari toni tidak masuk sekolah, ternyata dia tidak main main dengan ucapannya, hal itu membuat ibu khawatir.
        ”Kalau aku tidak menuruti keinginannya, bisa bisa dia nekat keluar dari sekolah,” fikiran ibu
        Dengan berat hati ibu memutuskan untuk menjual cincin dan perhiasannya. Pagi ini ibu akan pergi ke toko emas.
        “Ton, ibu pergi dulu, sarapanmu sudah ibu sediakan di dapur,”   Kata ibu berpamitan kepada toni yang masih mengunci diri di kamar.
         Jam makan siang sudah tiba, perut toni sudah mulai lapar.
      “Kemana si ibu kok tidak pulang pulang?,Padahal sejak dari tadi ibu pergi.  Ah, malah lapar lagi, malah di rumah tidak ada makanan, ibu juga tidak meninggalkan uang lagi!,  Dasar orang tua tidak bertanggung jawab,” kata toni yang sedang marah pada ibu.
               “Toni...,toni...,” Suara itu terdengar jelas dari kejauhan.
                “Ton, ibumu ton,
             “Kenapa ibuku?, mati?,” Kata kata itu begitu mudah keluar dari mulut toni.
              “itu, ibumu, tertabrak mobil di pasar...!,
              “A,a, apa? Ibu tertabrak mobil?,” toni seolah tidak percaya tentang apa yang di ucapkan tetangganya barusan.
               “Iya ton, tadi ketika ibumu menyebrang jalan, dia tidak melihat kalau ada mobil yang melaju kencang ke arahnya.  Sekarang ibumu di bawa ke rumah sakit.” Kata tetangga toni
        Tanpa fikir panjang, toni langsung pergi ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda.                                                                                                                                                                                
        “Sus,korban kecelakaan yang baru saja tiba ada di kamar nomer berapa ya?” tanya toni kepada salah satu suster setelah tiba di rumah sakit.
          “Oh ya, mari saya antar,”  jawab suster.
          “Deg...,deg...,deg....” detak jantung toni yang berdebar kencang.
        Toni sangat khawatir dengan ibunya, dalam hatinya toni berharap supaya ibunya baik baik saja.
           “Ibu...,ibu...,ibu baik baik saja kan?”  tanya toni dengan menangis.
           “Tidak apa apa kok, hanya saja kaki ibu lumpuh, di karenakan patah....!” Jawab ibu
           “Ma’afin toni ya bu..., toni menyesal....!
            “Iya, tidak apa apa, yang penting jangan ulangi lagi ya.!
           “Iya, bu....
      Akhirnya ibu dan toni memulai hidup yang baru, dan toni merubah sikapnya menjadi lebih baik.  Mungkin ini cara Allah untuk menyadarkan toni.

selesai

Penyesalan selalu datang di akhir
Maka pikirkanlah perbuatanmu

Sebelum penyesalan menghantuimu

4 komentar:

  1. it's ok... msih banyak typo
    trus stau saya ya setelah koma atas itu seharusnya huruf besar dan setelah koma atas itu huruf kecil tanpa spasi,

    BalasHapus
  2. dah bisa ngarang cerpen??
    kpan jd penulisnya???

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About